Tempat Wisata di Kabupaten Kediri - Petilasan Sri Aji Jayabaya

- September 09, 2019

Petilasan Sri Aji Jayabaya

Kawasan Petilasan Sang Prabu Sri Aji Jayabaya yang terbagi menjadi dua, yaitu Pamukasan dan Sendang Tirta Kamandanu. Meskipun terpisah, namun tempat ini merupakan satu kesatuan. Petilasan Sri Aji Jayabaya ini terletak di daerah Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Kawasan Petilasan Sang Prabu Sri Aji Jayabaya ini terbagi menjadi dua, yaitu Pamukasan dan Sendang Tirta Kamandanu. Meskipun terpisah, namun tempat ini merupakan satu kesatuan. Dimana Sendang Tirta Kamandanu merupakan tempat mandi Sri Aji Jayabaya sebelum melakukan tapa dan muksa (hilang jiwa beserta jasadnya).Didalam komplek Pamukasan terdapat tiga bagian, yaitu: Loka Makuta atau tempat menanggalkan mahkota, Loka Busana atau tempat menanggalkan busana, dan Loka Muksa atau tempat yang diyakini sebagai tempat dimana Sri Aji Jayabaya muksa.Bangunan Loka Muksa terdiri dari lingga dan yoni yang menyatu dengan sebuah batu bular berlubang dibagian tengah yang menyerupai mata. Lingga dan yoni melambangkan unsur kehidupan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Batu bulat berlubang berbentuk mata melambangkan sisi kewaskitaan, perpaduan antara rasional dan irasional. Dan batu yang berlubang tembus artinya kemampuan untuk melihat jauh kedepan. Komplek ini juga terdiri dari tiga pintu yang berarti sebuah representasi dati tiga tahap kehidupan manusia, yaitu alam kandungan, alam nyata, dan alam sukma atau akhirat.Sri Aji Jayabaya adalah sosokseorang raja yang memerintah Kerajaan Kediri abad XII. Beliau terkenal karena pada masa pemerintahannya, Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaan. Selain itu Sri Aji Jayabaya juga dikenal sebagai sosok yang waskita. Beliau memiliki kejernihan batin sehingga mampu melihat apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Penglihatannya itu dituangkannya dalam sebuah kitab yang kini dikenal sebagai Jangka Jayabaya.Untuk merefleksi dan meneladani sosok beliau, maka setiap tanggal 1 Suro (1 Muharram) selalu diadakan ritual agung yang diikuti oleh ribuan masyarakat dari berbagai daerah. Untuk dapat menikmati peninggalan sejarah ini anda hanya diminta sumbangan sukarela untuk perawatan lokasi dan parkir kendaraan 3000 untuk sepeda motor, disana juga ada juru kunci atau penjaga dari petilsan tersebut, sebelum anda mulai berkeliling lokasi anda akan diberi batasan-batsan lokasi mana saja yng boleh dan tidak boleh dimasuki karena dianggap sakral, beliaupun bisa mengantar anda untuk mengelilingi lokasi. Untuk jam operasionalnya dimulai dari jam 08.00 - 17.00 dan dibuka setiap hari.